
Aceh Tamiang – Dirundung Duka tangis seorang ibu pecah setelah mengetahui anak pertama nya yang bernama Habi Naufal Pradana (27) atau yang disapa akrab Habi diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO),Alih-alih ingin merubah nasib Habi berangkat dari tanah air Indonesia menuju negara Thailand, Kampung(Desa*red) Tupah,Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang,Senin(01/09/2025)
Setibanya di Thailand, Habi masih sempat menjalin hubungan komunikasi dengan kedua orang tua nya Wan ervinda sari(45) dan Amran(50) melalui via WhatsApp, Habi masih sempat mengirimkan Sharelok keberadaan terakhir nya ,Sebelum Habi dideportasi ke Negara Myanmar oleh Agen yang menjanjikan Habi bekerja,
Habi sendiri dijanjikan bekerja di negara Thailand bekerja sebagai buruh penanam bawang dengan di imingi gaji Rp 1.000.000 per hari oleh Amin salah seorang warga Thailand yang telah dikenal oleh Habi lewat aplikasi Line,Komunikasi rutin membuat Habi percaya akan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya ,Habi kemudian meyakinkan kedua orang tuanya untuk berangkat ke Negara Thailand dengan harapan mampu merubah nasib,
Namun Nasib Nahas menimpa Habi ,Setibanya Habi pada bulan April 2025 Agen yang membawa Habi mensiasati kepindahan Habi bekerja di Negara Myanmar tacilek ,Desa mongpan ,Di Myanmar Habi dipekerjakan sebagai penebas hutan bersama ketiga rekan nya yang juga berasal dari Indonesia ,Dengan tangan di borgol mereka dipaksa bekerja menebas hutan sesuai dengan apa di sampaikan oleh ibu Habi .
"Masih sempat nelpon dan vidio call dengan saya bang ,setelah nya kita sudah terputus kontak selama lima puluh empat hari,Habi terakhir kali masih sempat memberi share lokasi bang,keberadaan Habi di Myanmar tacilek Desa mongpan bang,Seseorang yang di panggil madam menunjukan vidio Habi bekerja menebas hutan Dengan posisi tangan di borgol bang,Habi juga meminta tolong kesaya bang dikarenakan selama empat hari belum di beri makan",lirih nya
Tambah ibu Habi kepada awak media
"Lutfi alias champanjipa yang menyekap Habi bang di Myanmar tacilek ,Desa mong pan mereka meminta tebusan kepada saya bang pertama kali Rp.20.000.000 di beri waktu selama satu hari bang,saat itu Habi terus di siksa dan tidak di beri makan bang ,dalam beberapa hari saya baru dapat mengumpulkan uang tersebut bang namun uang tebusan Habi meningkat Rp,500,000,000 ,Dimana saya harus mencari uang sebegitu besar nya bang, saya coba untuk transfer supaya Habi tidak di siksa dan di beri makan bang sebesar Rp.80.000.000 kalau dirupiah kan namun Habi hilang kontak bang,
"Saya berharap bang kepada pemerintah pusat,provinsi,dan kabupaten agar dapat membantu keluarga saya untuk mencari keberadaan Habi bang,penuh harapan saya agar Habi bisa pulang bang,saya berharap Bupati bisa membantu dan menampung keluh kesah kami sebagai masyarakat nya yang berada di Aceh Tamiang", tutup ibu Habi
Pantauan awak media dilapangan begitu besar harapan yang disandarkan oleh ibu Habi kepada pemerintah agar bisa membantu keluarga nya untuk memulangkan Habi ke tanah air.
KALI DIBACA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar